Kamis, 31 Desember 2009

PENJAJAHAN DI NEGRI SAMBAS ADALAH SUBER BALA‘ KEMUNDURAN SAMBAS DAN KEHANCURAN MORALITAS RAKYAT SAMBAS TERLIHAT DARI CERMINAN SEJARAH SAMBAS

Sabas dari zaman dahulu sampai sekarang rupanya masih bersemayan penjajahan. Penjajahan yang ada di sambas bukan hilang tapi tetap bercekokol dengan erat di dalam tubuh sambas sendiri. Namun penjajahan tersebut hanya berubah modus atau metode cara menjajahnya dan yang perlu ditekankan dalam modus serta bentuk apa pun penjajah tetaplah penjajah yang ibarat lintah yang terus menghisap darah rakyat.
Blog ini akan mencoba mengjak rakyat sambas untuk menilik(mengintip) keberadaan penjajah dari kacamata sejarah sambas. Blok ini juga akan mengajak anda semua melihat bala (malapetaka) atau kemudaratan yang diakibatkan penjajahan disambas penjajahan di dareah sambas. Dan blog ini akan mencoba menganalisa hubungan kemunduran sambas dan kehancuran moralitas rakyat sambas terhadap penjajahan disambas. Semua hal itu akan diintip melalui cermin dan kacamata sejarah sambas.
Dengan kemampuan apaadanya, si pengelola blog ini akan mencoba memaparkan satu dari beberapa sejarah sambas yang mengandung arti penting akan bala penjajahan serta bukti dari zaman dahulu sudah terdapat penjajahan dinegri sambas. Pemaparan cerita ini dimulai dari beberapa lirik lagu dan syair yang mempunyai banyak arti dan pesan-pesan moral serta ribuan makna :



Cing-cing periok,,,
belangak sumping dari jawe,,,,
datang nek kecapok,,,,
bawak kepiting dua ekok,,,,
cak-cakkor gigi rongak,,,,
siape yang betawak dolok,,,,
dipencung raje tunggal,,,,,,



lirik dari lagu ini semua terlihat biasa-biasa saja, dan sering dinyanyikan pada waktu masa kita kanak-kanak. Tidak ada anak-anak yang mampu memberikan sebuah definisi lagu tersebut, bahkan sangat sedikit orang yang dapat melihat arti dari lirik tersebut walau pun dilihat dari kacamata moderen. Lagu ini adalah lagu yang berusia sangat tua. Lagu ini memberikan pesan-pesan kepada generasi kita untuk waspada terhadap iperealisme dalam bentuk apapun serta memberikan ancaman kepada para iperealisme. Dapat dilihat arti-arti dari bait demi-demi bait lagu tersebut.


CING-CING PERIOK

Cing-cing periok adalah (cincin panci),,,, yang memberikan arti sebuah cincin yang melingkar ditempat alat masak, dapat diartikan lebih jeli adalah jepitan atau himpitan terhadap pangan, dapat juga diartikan kesulitan mencari makan, dalam masa-masa kerisis pada satu daerah. Keadaan ini yang menyebabkan muncunnya niat untuk menjajah di negri orang karena dinegri nya sendiri kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
BELANGAK SUMPING DARI JAWE
Belangak sumping dari jawe (wajan atau panci jelek dari jawe) dalam artian datanglah berbagai komunitas dari jawe yang mempunyai niat jahat. Walaupun mereka untuk mencari nafkah atau mencari makan tapi tujuan itu tidak murni, tujuan tersebut disertai dengan iming-iming imperealisme, kedatangannya ada niat untuk menjajah dikawasan sambas. Dalam bentuk apa pun kedatangan orang harus di waspadai karena dalam bentuk apapun penjajahan tetaplah penjajahan.

DATANG NEK KECAPOK.

Nah….. ini lah biang keladinya,,,,,, setelah kedatangan belangak sumping ke wilayah sambas maka disertai dengan kedatangan nek kecapok ( kaluarga dari sang pendatang baru) maka kedatangan nek kecapok ini mambawa kepiting 2 ekor dengan sepit yang besar dan menakutkan siap untuk menjepit rakyat pribumi.
BAWAK KEPITING DUAK EKOK
Bawak kepiting duak ekok ( membewa kepiting dua ekor). Jadi disinilah awal sebuah penjajahan, dimana setiap rekan mereka yang datang akan membawa minimal dua orang kerabat atau sahabat mereka. Kerabat dan sahabat diilustrasikan sebagai kepiting yang siap-siap untuk menjepit mangsanya. Kepiting tersebut bertambah banyak sesuai dengan lagu karena setiap orang yang datang akan membawa minimal 2 orang manusia dan ini terus berkelanjutan, maka dengan waktu yang sangat singkat mereka dapat menyebar dengan pesat. Dan karena jumlahnya yang sangat pesat dan mereka pun mulai menampakkan keseraman sepik tajamnya dan bersiap-siap untu menjepit mangsanya yang lengah. Dan beberapa tahun hal itu terjadi rakyat sambas hidup bagaikan di dalam sarang kepiting, yang setiap hari ada korban yang dijepit si kepiting, dan anehnya lagi kepiting tersebut berkuasa penuh di kampung halaman orang.


CAK-CAK KOR GIGI RONGAK

Cak-cak kor gigi rongak (cekur atau kencur gigi ompong) cekur/kencur yang mana disambas digunakan sebagai rempah melahirkan. Cekur disini diilustrasikan sebagai awal kelahiran dan rempah alami sambas untuk melahirkan, jadi cekur diartikan sebagai warga pribumi atau masyrakat asli sambas. Sedangkan gigi ompong ini diartikan sebagai orang yang tak punya kuasa atau ketidak berdayaan. Jadi arti dari cak-cak kor gigi rongak adalah masyarakat pribumi yang tidak mempunyai keberdayaan lagi akibat penjajah yang masuk dan menonjolkan jepit yang merah menakutkan itu, dan selalu menjepit kaum pribumi


SAPE YANG BE TAWAK DOLOK

Sape yang be tawak dolok (siapa yang terlebih dahulu tertawa). Maka disaat rakyat sambas merintih akibat ulah penjajah disaat itulah para penjajah tertawa menertawakan kebodohan rakyat sambas. Disini jelas bait ini menerangkan bahwa yang terlebih dahulu tertawa adalah para penjajah bukan pribumi rakyat sambas.

DIPANCUNG RAJE TUNGGAL

Dipancung raje tunggal ( dibunuh/dipancung raja tunggal). Raja tunggal disini bisa di artikan sebagai diri kita sendiri yang asli masyarakat pribumi, karena masyarakat pribumilah yang seharusnya menjadi raja tunggal tanpa ada orang asing yang berhak mengintervensi semua kebijakan sambas. Dan apa bila ada orang lain yang menjajah dan tertawa karena telah menertawakan kelalaian dan hilafan rakyat sambas maka itu harus dicegah atau dibasmi.
Pada bait ini jelas sudah terdapat pesan yang sangat berarti dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah ditekankan agar kita tidak boleh membiarkan penjajahan masuk kebumi sambas dalam bentuk apa pun. Disini kita harus melawan penjajahan yang masuk disambas, karena melihat historis sejarah dari zaman dahulu para nenek moyang kita di sambas sudah menekankan jangan berikan penjajahan atau mental-mental penjajah masuk ke negri sambas dan menguasai negri sambas,,,,,,,, .
Setelah menelaah cerita demi cerita rakyat sambas ternyata tak kalah bagusnya dari cerita-cerita yang ada ditelevisi. Bahkan bila dilirik dari kacamata yang dapat melihat sampai ke unsur-unsur tekecil cerita ini mengandung ribuan makna. Ribuan makna yang terkandung dalam cerita legenda rakyat sambas ini memang tersirat dalam inti cerita yang paling dalam sehingga tak dapat dilihat dari kacamata buatan optik manapun, dalam artian makna cerita-cerita tersebut terburamkan oleh moderenisasi zaman. Setelah mengkaji cerita-cerita yang menceritakan kejadian sambas beratus-ratus tahun silam maka yakinlah anda akan semakin kenal dengan diri anda yang sebenarnya.
Jangan meremehkan sejarah, karena besar kemungkinan sambas dahulu lebih maju, lebih top dan lebih baik dari sambas sekarang. Dalam artian sambas sekarang mengalami kemunduran bila dibandingkan dengan sambas dahulu kala. Sebagai contoh ; sambas dahulu dikenal dengan serambi mekah, sentra agama islam, hal ini dengan dibuktikan oleh adanya Maha raja iman sambas dan beberapa aliran terekadnya. Kemudian nenek moyang sambas adalah pelaut yang gagah berani menerjang ombak dengan kapal Belonnya. Dari sini maka sambas sudah mengenal perdagangan yang lebih maju karena mampu mengekspor hasil sambas. Dikenal banyak tokoh-tokoh cendikiawan dari negri sambas merupakan salah satu bukti rakyat sambas dahulunya mempunyai semangar yang gigih dalam menuntut ilmu. Dan masih banyak contoh lain yang belum dapat dimasukan dalam tulisan ini.
Dengan melihat sejarah sambas bukan berarti kita harus berpikir alur mundur tapi kita harus dapat mengambil pelajaran-pelajarannya dan menghidupkan semangat nenek moyang kita dalam kehidupan sekarang. Ada pepatah mengatakan “JANGAN TINGGAL DI MASA LALU TAPI AMBILLAH PELAJARANNYA” pepatah ini dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana untuk melihat masa depan maka kita harus mengambil pelajaran dari masa lalu. Dan selayaknya kita untuk mengenal diri kita sendiri atau asal usul serta semangat yang ditanamkan oleh petua kita. Bak pepatah : “ Mengenal orang lain adalah bijak sana. Mengenal diri sendiri adalah pencerahan. Menaklukan orang lain membutuhkan usaha. Menaklukan diri sendiri membutuhkan kekuatan”.
Inilah salah satu kekayaan budaya sambas yang dapat diceritakan dan masih banyak lagi sejarah sambas yang masih terburamkan oleh zaman dan penulis sangat mengharapkan kepada intelektual sambas yang lebih mempunyai skill dalam dalam hal ini untuk memperkaya sejarah yang ada di sambas. Dan tak lupa penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam tulisan karena ini adalah karya anak sambas yang paling lemah diantara orang-orang sambas yang mempunyai kekuatan maupun kemampuan.
Mungkin cerita ini akan menggantikan dongeng sang ibu sebelum tidur dan memberikan manfaat bagi semua umat manusia dimuka bumi ini. Dan ini salah satu kekayaan dari sambas diantara beribu-ribu kekayaan yang lain yang belum terungkap kepermukaan publik.


Tulisan ini dibuat bukan untuk memojokkan salah satu tokoh atau etnis dan tidak untuk kepenting sebagian orang, tapi tulisan ini murni untuk mengajak semua rakyat sambas khususnya dan indonesia umumnya agar waspada akan penjajahan. Dan jangan biarkan penjajah dan mental-mental penjajah bersemayan di negri kita khususnya SAMBAS tercinta, SAMBAS ku yang malang. karena dalam bentuk apapun penjajahan tetap penjajahan yang harus di basmi
TTD

L.D. SIMPOR. ( Sambas Intelektual Mahasiswa Plopor)